Kaledonia Baru atau yang lebih dikenal sebagai New Caledonia adalah sebuah wilayah khusus di bawah kedaulatan Prancis yang terletak di Kepulauan Pasifik bagian selatan. Kaledonia Baru memiliki luas wilayah sekitar 18.576 km persegi dan populasi sekitar 270.000 jiwa.
Wilayah ini memiliki banyak tempat wisata yang menarik seperti Pulau Lifou, Pulau Ouvea, dan Pulau Isle of Pines yang terkenal dengan pantainya yang indah. Selain itu, Kaledonia Baru juga terkenal dengan kekayaan alamnya yang meliputi hutan hujan tropis, terumbu karang yang indah, dan beragam spesies flora dan fauna yang unik.
Secara politik, Kaledonia Baru mengalami sejarah yang panjang dan rumit. Wilayah ini pernah menjadi koloni Prancis pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada tahun 1988, terjadi konflik antara kelompok separatis Kanak dan pemerintah Prancis yang memuncak pada tahun 1998 dengan diselenggarakannya referendum kemerdekaan. Namun, mayoritas penduduk Kaledonia Baru memilih untuk tetap menjadi bagian dari Prancis.
Kini, Kaledonia Baru memiliki status sebagai wilayah khusus di bawah kedaulatan Prancis. Wilayah ini memiliki pemerintahan otonom dan memiliki hak untuk mengelola sumber daya alamnya sendiri. Namun, kebijakan luar negeri, pertahanan, dan keamanan tetap diatur oleh Prancis.
Ternyata di New Caledonia ini banyak dihuni oleh orang-orang dari Jawa dan mayoritas beragama islam, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya orang Jawa yang bermukim di Kaledonia Baru. Salah satu faktor utamanya adalah migrasi tenaga kerja pada masa kolonial Prancis di Kaledonia Baru pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada saat itu, Prancis membutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengembangkan pertanian dan tambang di wilayah tersebut. Sejumlah besar pekerja dari Jawa dan pulau-pulau di sekitarnya kemudian direkrut untuk bekerja di Kaledonia Baru.
Selain itu, pada masa Orde Baru di Indonesia, pemerintah Indonesia melakukan program transmigrasi untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di Jawa. Program ini memindahkan sejumlah besar penduduk Jawa ke wilayah-wilayah di luar Jawa, termasuk Kaledonia Baru. Para transmigran ini diberikan lahan dan fasilitas untuk membangun pemukiman dan mengembangkan pertanian di wilayah tersebut.
Selain migrasi tenaga kerja dan program transmigrasi, faktor lain yang mempengaruhi banyaknya orang Jawa yang bermukim di Kaledonia Baru adalah adanya komunitas Jawa yang sudah ada di sana sejak lama. Komunitas Jawa ini biasanya terdiri dari para pekerja pertanian yang telah menetap di Kaledonia Baru sejak masa kolonial Prancis dan telah membentuk keluarga dan komunitas di sana.
Pada tahun 2019, terdapat sekitar 6.000 orang, pada tahun 2023 ini sudah sekitar 7000 lebih orang Indonesia di New Caledonia dan mayoritas di antaranya adalah orang Jawa.
Dengan demikian, banyaknya orang Jawa yang bermukim di Kaledonia Baru merupakan hasil dari sejarah migrasi dan transmigrasi serta adanya komunitas Jawa yang telah lama menetap di sana.
Orang Jawa yang bermukim di New Caledonia atau Kaledonia Baru memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan komunitas Jawa di Indonesia atau di negara lain. Beberapa keunikan tersebut antara lain:
1. Pemertahanan Budaya: Meskipun telah menetap di Kaledonia Baru selama beberapa generasi, orang Jawa di sana masih menjaga dan melestarikan budaya asli Jawa seperti bahasa, musik, tari, dan seni. Mereka sering mengadakan acara-acara budaya tradisional seperti wayang kulit dan gamelan serta memasak makanan tradisional seperti nasi goreng, sate, dan gado-gado.
2. Kegiatan Pertanian: Banyak orang Jawa di Kaledonia Baru yang bermata pencaharian sebagai petani. Mereka biasanya menanam sayuran, buah-buahan, dan tanaman lainnya yang dapat tumbuh di iklim tropis yang sama seperti di Indonesia. Kegiatan pertanian ini juga melibatkan keluarga dan komunitas yang bekerja bersama-sama dalam menanam dan memanen hasil pertanian.
3. Gabungan Kebudayaan: Orang Jawa di Kaledonia Baru juga telah beradaptasi dengan budaya lokal dan budaya Prancis. Mereka sering melakukan percampuran budaya Jawa dengan budaya Prancis dan Kaledonia Baru yang menghasilkan keunikan tersendiri dalam seni, musik, dan tarian.
4. Kebersamaan: Orang Jawa di Kaledonia Baru dikenal sebagai komunitas yang sangat bersatu dan saling membantu satu sama lain. Mereka sering melakukan kegiatan sosial dan keagamaan bersama seperti menjaga rumah ibadah, mengadakan acara pernikahan, dan mengumpulkan dana untuk membantu keluarga yang sedang membutuhkan.
Dengan demikian, orang Jawa di Kaledonia Baru memiliki keunikan tersendiri yang merupakan hasil dari perpaduan budaya Jawa, Prancis, dan Kaledonia Baru serta kebersamaan dalam menjaga dan melestarikan budaya asli.